Sabtu, 09 Juni 2012

Pembahasan panen

B.    PEMBAHASAN 
PANEN
Pasca panen adalah semua kegiatan mulai dari panen sampai menghasilkan produk setengah jadi (Intermediated Product) yang tidak mengalami perubahan sifat dan  komposisi kimia. Penanganan pasca panen padi merupakan upaya strategis dalam mendukung peningkatan produksi padi dan ketahanan pangan. Kontribusi penanganan pasca panen terhadap peningkatan produksi padi dapat tercermin dari penurunan kehilangan hasil dan tercapainya mutu gabah/beras sesuai dengan persyaratan mutu. Dalam penganan pasca panen padi salah satu permasalahan yang sering dihadapi adalah masih kurangnya kesadaran dan pemahaman petani terhadap penanganan pasca panen yang baik sehingga mengakibatkan tingginya kehilangan hasil dan rendahnya mutu gabah/beras.  Untuk mengatasi hal tersebut, maka perlu dilakukan penanganan pasca panen yang berdaarkan pada prisnsip supaya dapat menekan kehilangan hasil panen dan mempertahankan mutu hasil gabah/beras.
Sehubungan dengan hal tersebut maka petani dan pelaku pasca panen lainnya perlu diberikan  pedoman/panduan penaganan pasca panen yang baik dengan harapan petani atau pelaku lainnya dapat melakukan penanganan pasca panen yang sesuai dengan prinsip-prinsip yang dianjurkan sehingga mampu menghasilkan gabah/beras yang memenuhi persyaratan mutu dan keamanan pangan.
Dengan adanya pedoman/acuan ini bertujuan agar pelaku utama dan pelaku usaha dapat melakukan cara - cara penanganan pasca panen yang baik agar dapat menekan tingkat kehilanagan hasil padi, memproduksi gabah/beras sesuai dengan persyaratan mutu (SNI).
Penanganan pasca panen merupakan kegiatan penangan padi sejak mulai dipanen sampai menghasilkan produk antara setengah jadi (Intermediated Product) yang siap dipasarkan. Dengan demikian, kegiatan penanganan pasca penen padi meliputi beberapa tahap kegiatan yaitu pemanenan, penumpukan dan pengumpulan, perontokan dan pembersihan, pengangkutan, pengeringan, pengemasan dan penyimpanan serta penggilingan.
 Cara Panen Padi dengan Sabit
Pemanenan padi dengan sabit dapat dilakukan pemotongan bagian atas, potong tengah dan potong bawah tergantung cara perontokannya. Pemanenan dengan cara potong bawah apa bila perontokannya dilakukan dengan cara dibanting/digebot atau dengan pedal threser. Sedangkan pemanenan dengan cara potong atas atau potong tengah apa bila perontokan dengan menggunakan power thresher.
Dengan semakin terbatas tenaga kerja panen tersebut, perlu meningkatkan efisiensi dalam kegiatan panen, misalnya dengan introduksi alat/mesin panen stripper, reaper dan combine harvester. Dari unjuk kerja alat terlihat bahwa kapasitas kerja stripper jauh lebih tinggi dibanding panen secara tradisional (manual), sedangkan dan combine harvester menunjukkan kapasitas kerja tertinggi. Namun demikian penggunaan combine harvester ini membutuhkan banyak persyaratan, antara lain lahan harus cukup kering atau cukup keras agar dapat menahan beban alat, disamping itu tanaman padi yang akan dipanen tidak boleh basah agar tidak terjadi kemacetan di dalam sistem perontokan.
Walaupun penampilan dan hasil uji fungsional mesin pemanen cukup baik dengan tingkat kehilangan hasil rendah, namun keberadaan mesin-mesin pemanen tersebut belum diterima oleh para tenaga pemanen. Para tenaga pemanen sangat menentang keberadaan mesin pemanen karena mereka khawatir akan terdesak oleh penggunaan mesin perontok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar