Jumat, 08 Juni 2012

model pembelajaran kontekstual

G.    Model-Model Pembelajaran Kontekstual
Berdasarkan  teori kontruktivisme, maka menurut Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) di sekolah, maka dalam pembelajaran di sekolah diterapkan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) yang disingkat  CTL.
Model pembelajaran menurut Joyce dan Weil dan Showers (1996) paling tidak dikembangkan melalui: (1) dasar teori, (2)  tujuan pendidikan , dan (3) perilaku dosen/guru dan siswa. Istilah lain sebelumnya digunakan adalah strategi pengajaran, metode pengajaran atau prinsip pengajaran.
Adapun cirri-ciri khusus model pengajaran adalah : (1) alasan teoritik yang masuk akal, (2) tujuan pembelajaran, (3) perilaku guru yang diharapkan, dan (4) struktur kelas yang dikehendaki
Seiring dengan pengembangan kualitas pembelajaran di sekolah, Depdiknas telah melakukan berbagai upaya antara lain melalui pengembangan kurikulum yang rencananya pada tahun ajaran 2009/2010 akan memberlakukan secara nasional Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP). Melalui KTSP memberikan peluang kepada sekolah untuk mengembangkan potensi yang ada di sekolah.
Dalam penerapan pendekatan CTL di sekolah-sekolah, ada tiga model-model pengajaran ditambah dengan satu strategi-strategi belajar yang sering diterapakan baik secara sendiri-sendiri, maupun secara terpadu atau multi model, yaitu : (a). Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction atau DI) (b). Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
a)   Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction atau DI)
Model pembelajaran langsung dikembangkan berdasarkan teori belajar sosial oleh Albert Bandura dimana sebagian besar manusia dapat belajar melalui pengamatan secara selektif dengan mengingat tingkah laku orang lain (Kardi dan Nur, 2000).
Model pembelajaran langsung dirancang secara khusus untuk untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah. Adapun langkah-langkah atau sinteks pelaksanaan pengajaran langsung dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut.
Table 2.2. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Langsung
Fase-Fase    Peran Guru
1.    Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa    1.    Guru menjelaskan TPK,  informasi latar belakang pelajar, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar
2.    Mendemostrasikan pengetahuan atau keterampilan    2.    Guru mendemonstrasikan   keterampilan dengan benar atau menyajikan informasi tahap demi tahap
3.    Membimbing pelatihan    3.    Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal
4.    Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik    4.    Mengecek apakah mahasiswa/siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, member umpan balik
5.    Memberi kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan    5.    Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan dengan pelatihan khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dalam kehidupan sehari-hari.
                            Sumber : Joyce  dan Weil dan Showers, 1996
b)  Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Pengembangan teori kontruktivis paling banyak memberikan sumbangan terhadap pengembangan model pembelajaran kooperatif dan model pengajaran berdasarkan masalah.
Model pembelajaran kooperatif ini dikembangkan berdasarkan teori belajar kontruktivis teori belajar Vygotsky tentang penekanan pada hakikat sosial-kultural dari pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang menghendaki siswa belajar secara kelompok dengan jumlah anggota 4 sampai 6 orang dalam kondisi kemampuan akademik, jenis kelamin, dan etnis secara heterogen. Maksud kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan siswa, jenis kelamin dan suku. Hal ini bermanfaatuntuk melatih siswa menerimaperbedaan pendapat dan bekerja dengan teman yang berbeda latar belakangnya. Pada pembelajaran kooperatif diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang baik, memberikan penjelasan kepada teman sekelompok dengan baik, siswa  diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan (Slavin, 1994). Adapun sintaks pelaksanaan model CL dapat dilihat pada tabel  2.3 berikut:
Tabel 2.3. Sintaks Kegiatan Pembelajaran Model CL
Fase-Fase    Tingkah Laku Guru
Fase 1:
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa    Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar
Fase 2:
Menyajikan informasi    Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan
Fase 3:
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar    Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana cara membentuk kelompok agar melakukan transisi secara efisien
Fase 4:
Membimbing siswa dalam kelompok bekerja dan belajar    Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka
Fase 5:
Evaluasi     Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi pelajaran dan kemudian masing-masing kelompok mempresentasikan hasil karyanya
Fase 6:
Memberikan penghargaan    Guru mencari cara untuk menghargai  baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok

Tidak ada komentar:

Posting Komentar